Rabu, 09 November 2016

Akhir zaman

Islam dan kekuatannya tidak akan membuat umat yang beriman menjadi takut.

Dalam waktu yang berdekatan umat Islam dihantam berita2 yang memiriskan hati. Belum selesai kasus penistaan agama lalu disusul lagi pengumuman presiden AS sang pembenci Islam.

Alhamdulillahi 'ala kulli haal

Hanya iman yang bisa menenangkan batin kita karena sesungguhnya semua yang berjalan di dunia ini sudah menjadi skenario Allah, lalu kenapa kita mlharus khawatir? Bukankan ini menjadi kesempatan terbaik kita untuk berlomba2 memperbaiki iman? Karena sudah hampir di ujung jalan mnuju akhir zaman. 

Terbuktilah siapa yang beriman pada Allah dan siapa yang beriman pada selain Allah bahkan yang beriman pada jabatannya 😜 (mungkin dia pikir akan selamat dari api neraka apabila dia seorang pejabat di dunia 😂) kasihanilah orang2 seperti ini...doakanlah supaya dapat hidayah...

Nabi SAW bersabda:

“Akan datang kepada kalian masa kenabian, dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Kemudian, Allah akan menghapusnya, jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang masa Kekhilafahan ‘ala Minhaaj al-Nubuwwah; dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Lalu, Allah menghapusnya jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang kepada kalian, masa raja menggigit (raja yang dzalim), dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Lalu, Allah menghapusnya, jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang masa raja diktator (pemaksa); dan atas kehendak Allah masa itu akan datang; lalu Allah akan menghapusnya jika berkehendak menghapusnya. Kemudian, datanglah masa Khilafah ‘ala Minhaaj al-Nubuwwah (Khilafah yang berjalan di atas kenabian). Setelah itu, Beliau diam”. [HR. Imam Ahmad]
Hadis diatas diriwayatkan Ahmad, 4/273, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 5)

Prinsip pergantian zaman ini juga selaras dengan prediksi Rasulullah shalla-llahu ‘alaihi wa sallam dalam salah satu haditsnya yang diriwayatkan oleh Imam besar dalam bidang hadits Ahmad, Abu Dawud dan Turmudzi dari Abu Hudzaifah, intelijennya Nabi shalla-llahu ‘alaihi wa sallam (shahibus sirr) pada 14 abad yang silam. 

Ada 5 vase dalam islam sesuai hadist diatas:

  1. Fase kenabian
  2. Fase kekhilafahan ala Minhaaj al-Nubuwwah “khulafaur rasyidin”
  3. Fase raja menggigit
  4. Fase raja diktator (Mulkan jabbriyyan) >> kita ada di fase ini sekarang. Di masa keempat perjalanan sejarah ummat Islam ini mengalami krisis kepemimpinan. Ummat Islam dari segi kuantitas tergolong besar, tetapi mereka laksana sampah, makna lain dari gutsaa’ (buih), menurut pakar hadits Dr. Daud Rasyid. Mereka bukan berkumpul tetapi berkerumun. Mereka mayoritas, tetapi hati-hati individu mereka tercabik-cabik oleh paham kedaerahan (nasionalisme) yang sempit, madzhab, aliran keagamaan dan kepentingan. Kehadirannya tidak menggenapkan dan kepergian-nya tidak mengganjilkan. Mereka diperebutkan untuk dijadikan mangsa binatang buas.
    Pada periode ini, jangankan sepakat untuk mengangkat isu-isu besar penegakan Daulah Islamiyah, penentuan awal Ramadhan dan Idul Fithri saja tidak menemukan kata sepakat. Di tengah-tengah mereka tidak ada wasit (penengah) yang dipercaya untuk mengambil keputusan yang disepakati oleh semua komponen umat ini. Tubuh ummat Islam tercabik-cabik oleh perpecahan internal. Energi mereka habis untuk ghibah, namimah, hasud, dendam, terhadap kawannya sendiri. Sehingga terlambat dalam merespon perubahan-perubahan yang terjadi di sekelilingnya (dhu’ful istijabah lil mutaghayyirat).
  5. Akan datangan kembali fase kekhilafahan ‘ala Minhaaj al-Nubuwwah (Khilafah yang berjalan di atas kenabian)

Kita ada di fase keempat dimana semua terlihat jelas siapa makhluk Allah yg beriman dan siapa yg tidak, siapa yg mencintai Allah dan Rasul Nya siapa yg tidak, siapa yg berpendapat berdasarkan pemikirannya semata siapa yg berpendapat sesuai Al-Quran dan Al-Hadist serta pendapat para ulama.

Dalam fiman Allah tertulis jelas (kalau belum jelas silahkan bertanya kepada alim ulama)

Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (Agama) Allah niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS: Muhammad: 7)

Jika kita sadar dimana seperti apa sekarang ini adalah masa pahit yang dimiliki umat Islam dan Allah berfirman:

“… Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang yang kafir) dan supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim dan agar Allah membersihkan orang-orang yang beriman (dari dosa mereka) dan membinasakan orang-orang yang kafir.” (QS: Ali-Imran: 140-141)

Sesungguhnya Allah memberi tanda sebelum dunia ini ditutup oleh Nya. Namun apakah kita sebagai umat menyadarinya? Setidaknya mencari tau akan kebenarannya agar kita bisa selamat dari keburukan akan masa ini. Doa adalah senjata utama umat Islam. Ketika mulut sudah lelah mengingatkan akan kesalahan, ketika tindakan sudah tidak lagi dipedulikan oleh mereka, maka doalah yang akan menyelamatkan kita. Ingat, bahwa ini skenario Allah, ciptaan Allah, bumi Allah, sehingga apapun bisa terjadi dengan kehendak Nya.

1. Do’a berlindung dari fitnah Dajjal :

اَللَّهُـمَّ إِنيِّ أَعوُذُ بِكَ مِنْ عَذاَبِ جَهَنَّمَ،وَمِنْ عَذاَبِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْـنَةِ الْمَحْياَ وَالْمَماَتِ وَمِنْ فِتْـنَةِ الْمَسيِحِ الدَّجاَّلِ

“Yaa ALLAH, aku berlindung kepada MU dari adzab neraka jahnnam, dan dari adzab kubur, dan dari fitnah kehidupan dan kematian dan dari fitnah al-masih ad-dajjal.”

2. Menghafal sepuluh ayat pertama dari surat Al-Kahfi.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:

مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُوْرَةِ الْكَهْف عُصِمَ مِنْ الدَّجَّالِ


“Barangsiapa menghafal sepuluh ayat pertama dari surat Al-Kahfi akan terjaga dari fitnah Dajjal.”

3. Menjauhi tdk mendatangi kecuali seorang yg yakin tdk akan terkena mudarat. 

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ سَمِعَ بِالدَّجَّالِ فَلْيَنْأَ مِنْهُ فَإِنَّ الرَّجُلَ يَأْتِيْهِ وَهُوَ يَحْسِبُ أَنَّهُ مُؤْمِنٌ فَلاَ يَزَالُ بِهِ لِمَا مَعَهُ مِنْ الشُّبَهِ حَتَّى يَتَّبِعَهُ


“Barangsiapa mendengar Dajjal hendak menjauh darinya. Demi Allah sungguh ada seorang yg mendatangi merasa diri beriman tapi kemudian mengikuti Dajjal dikarenakan syubhat-syubhat yg dilontarkan Dajjal.”

4. Tinggal di Makkah dan Madinah

Karena kedua adl negeri yg aman tdk bisa dimasuki Dajjal. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَيْسَ مِنْ بَلَدٍ إِلاَّ سَيَطَؤُهُ الدَّجَّالُ إِلاَّ مَكَّةَ وَالْمَدِيْنَةَ لَيْسَ لَهُ مِنْ نِقَابِهَا نَقْبٌ إِلاَّ عَلَيْهِ الْمَلاَئِكَةُ صَافِّيْنَ يَحْرُسُوْنَهَا

“Tidak ada satu negeri pun kecuali akan dimasuki Dajjal kecuali Makkah dan Madinah. Dia tdk mendapati celah/ jalan masuk kecuali pada ada malaikat yg berbaris menjaganya.”

5. Dan termasuk yg terjaga dari Dajjal juga adalah Masjidil Aqsha serta bukit Tursina.

Wallahu a’lam

Selasa, 08 November 2016

Antara mukmin dan kafir

Pernah baca atau dengar “Theosofi” atau kebatinan yang menyatakan agama tidak penting, yang penting adalah bagaimana berbuat baik terhadap sesama.

“Tidak penting agama dan sukumu, kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak pernah Tanya apa agamamu”

Begitu juga dengan pernyataan salah satu Pengurus Besar Nahdlatul Ulama;

“Surga tidak milik satu agama, ajaran apapun termasuk ajaran Islam, orang yang terbaik adalah orang yang berbuat baik terhadap sesama, orang yang terburuk adalah orang berbuat buruk terhadap sesama.”

Sumanto Al-Qurthubi dalam buku Lubang hitam agama berkata:

“Kita umat Islam nantinya jangan kaget jika di surga bertemu dengan Mother Theresia, Mahatma Gandhi, Martin Luther King, dan lain-lain yang merupakan pejuang-pejuang kemanusiaan.”

Begitulah ucapan mereka, dan jika seumpama ucapan mereka benar mengapa Allah harus mengutus RasulNya? Menunjukkan Tauhid dan menjelaskan Syari’atNya? Pada ujungnya paham ini akhirnya berlabuh kepada paham ateisme karena sama-sama tidak menganggap penting sebuah agama.

Orang-orang yang mengikuti paham ini akan cuek dengan kesesatan yang terjadi didepan matanya, bahkan malah mati-matian membelanya.

Dari itu, maka ada dua hal penting untuk menolak paham ini,
Yang pertama adalah bahwasanya Allah hanya mau menerima amal orang yang beragama Islam.
Yang kedua, orang mukmin ada kemungkinan masuk Surga walau sejahat apapun jika telah bertaubat sebelum wafat, sedang orang kafir masuk Neraka walau sebaik apapun apabila wafat masih dalam keadaan kafir.

Pertama:
Allah hanya mau menerima amal orang yang beragama Islam. Allah berfirman;

Allah Swt berfirman;

إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ

Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah Swt hanyalah Islam. (Ali Imron 19)

وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآَخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. (Ali Imron 85)

Dikarenakan Nabi Muhammad Saw adalah Nabi terakhir yang diutus untuk seluruh manusia, maka mukmin sekarang adalah yang beriman kepada Nabi Muhammad Saw dengan percaya kepadanya dan menerima segala perintah dan larangannya.

Rasul Saw bersabda;

والذينفسمحمدبيده!لايسمعبيأحدٌمنهذهالأمَّةيهوديولانصراني،ثميموتولميؤمنبالذيأُرسلتبهإلاَّكانمنأصحابالنار

Demi Dzat yg jiwa Muhammad berada dalam genggamannya, tidak mendengar padaku seorang pun dari umat ini, yahudi dan juga nasrani, kemudian mati dan tidak beriman dg apa yg aku diutus dengannya kecuali termasuk penghuni neraka (HR. Muslim).

Karena Allah hanya menerima Islam sebagai agama yang diridhoi, maka Allah tidak akan mau menerima amal kebaikan dari orang kafir walau jumlahnya melebihi dunia dengan segala isinya;

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَمَاتُوا وَهُمْ كُفَّارٌ فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْ أَحَدِهِمْ مِلْءُ الْأَرْضِ ذَهَبًا وَلَوِ افْتَدَى بِهِ أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ وَمَا لَهُمْ مِنْ نَاصِرِينَ

Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati sedang mereka tetap dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seseorang diantara mereka emas sepenuh bumi, walaupun Dia menebus diri dengan emas (yang sebanyak) itu. bagi mereka Itulah siksa yang pedih dan sekali-kali mereka tidak memperoleh penolong. (Ali Imron 91)

وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا

Dan Kami hadapkan segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan. (Al-Furqon 23)

Allah Swt berfirman;

وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Dan Sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. “Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu Termasuk orang-orang yang merugi. (Az-Zumar 65)

قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْكَافِرِينَ

Katakanlah; “Ta’atilah Allah Swt dan Rasul Saw-Nya; maka jika mereka berpaling, maka sesungguhnya Allah Swt tidak menyukai orang-orang kafir” (Ali imron 32)

Maka bagaimana mungkin orang yang tidak dicintai Allah dikatakan lebih baik dari pada orang yang dicintai Allah?

Bagaimana mungkin orang yang amalnya tidak diterima dan tersia-sia dikatakan lebih baik dari pada orang yang amalnya diterima disisiNya?

Bagaimana mungkin seorang yang menyekutukan Allah dikatakan lebih baik daripada seorang yang mengesakanNya?

أَفَنَجْعَلُ الْمُسْلِمِينَ كَالْمُجْرِمِينَ

مَا لَكُمْ كَيْفَ تَحْكُمُونَ

Maka Apakah patut Kami menjadikan orang-orang Islam itu sama dengan orang-orang orang kafir?

Bagaimanakah kalian bisa mengambil keputusan (demikian)? (Al-Qalam 35-36)

Kedua:
Orang mukmin akan masuk Surga walau sejahat apapun namun dia bertaubat seblum wafat, sedang orang kafir masuk Neraka walau sebaik apapun jika wafat masih dalam kondisi kafir.

Dalam sebuah hadits Qudsy riwayat Abu Dzar Allah Swt berfirman;

مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا وَأَزِيدُ وَمَنْ جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ فَجَزَاؤُهُ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا أَوْ أَغْفِرُ وَمَنْ تَقَرَّبَ مِنِّي شِبْرًا تَقَرَّبْتُ مِنْهُ ذِرَاعًا وَمَنْ تَقَرَّبَ مِنِّي ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ مِنْهُ بَاعًا وَمَنْ أَتَانِي يَمْشِي أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً وَمَنْ لَقِيَنِي بِقُرَابِ الْأَرْضِ خَطِيئَةً لَا يُشْرِكُ بِي شَيْئًا لَقِيتُهُ بِمِثْلِهَا مَغْفِرَةً

“Barang siapa berbuat kebaikan, maka baginya sepuluh kebaikan yang semisalnya dan terkadang Aku tambahkan lagi. Dan Barangsiapa yang berbuat keburukan, maka balasannya adalah keburukan yang serupa atau Aku mengampuninya. Barangsiapa mendekat kepada-Ku satu jengkal maka Aku akan mendekat kepada-Nya satu hasta, jika ia mendekat kepada-Ku satu hasta maka Aku akan mendekat kepadanya satu depa, dan jika ia mendatangi-Ku dengan berjalan maka Aku akan mendatanginya dengan berlari. Dan barangsiapa yang bertemu dengan-Ku dengan membawa kesalahan sebesar isi bumi tanpa menyekutukan-Ku dengan yang lainnya, maka Aku akan menemuinya dengan ampunan sebesar itu pula.” (HR. Muslim)

Jadi seorang mukmin sejahat apapun ketika ia “bertemu” Allah untuk memohon ampun, Allah pasti mengampuninya. Tidak demikian halnya dengan orang kafir selagi masih dalam kekafirannya.

Seorang pendosa, akan mendapat Syafa’at (pertolongan) dengan dientaskan dari api Neraka jika ia masih memegang kalimat “La Ilaaha IllaAllah”. Allah Swt berfirman;

وَنَسُوقُ الْمُجْرِمِينَ إِلَى جَهَنَّمَ وِرْدًا

 لَا يَمْلِكُونَ الشَّفَاعَةَ إِلَّا مَنِ اتَّخَذَ عِنْدَ الرَّحْمَنِ عَهْدًا

Dan Kami akan menggiring orang-orang yang berdosa ke neraka Jahannam dalam Keadaan dahaga.mereka tidak berhak mendapat syafa’at kecuali orang yang telah mengadakan Perjanjian di sisi Tuhan yang Maha Pemurah.(Maryam 86-87)

Yang dimaksud dengan “Perjanjian” disini adalah iqrar bahwa tiada Tuhan selain Allah.

Rasul Saw juga mengabarkan bagaimana orang Mukmin dikeluarkan dari Neraka dikarenakan Iman yang ia punya walau cuma sebesar jemawut;

عَنْ أَنَسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَخْرُجُ مِنْ النَّارِ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَفِي قَلْبِهِ وَزْنُ شَعِيرَةٍ مِنْ خَيْرٍ وَيَخْرُجُ مِنْ النَّارِ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَفِي قَلْبِهِ وَزْنُ بُرَّةٍ مِنْ خَيْرٍ وَيَخْرُجُ مِنْ النَّار مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَفِي قَلْبِهِ وَزْنُ ذَرَّةٍ مِنْ ِخَيْرٍ 

Dari Anas dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Akan dikeluarkan dari neraka siapa yang mengatakan tidak ada Ilah kecuali Allah dan dalam hatinya ada kebaikan sebesar jemawut. Dan akan dikeluarkan dari neraka siapa yang mengatakan tidak ada ilah kecuali Allah dan dalam hatinya ada kebaikan sebesar biji gandum. Dan akan dikeluarkan dari neraka siapa yang mengatakan tidak ada ilah kecuali Allah dan dalam hatinya ada kebaikan sebesar biji sawi. (HR. Bukhari)

Bahkan, dalam sebuah Hadits yang panjang Rasul menceritakan bagaimana Allah mengeluarkan dari Neraka siapapun yang dihatinya terdapat Iman, walau tidak pernah beramal kebaikan sekalipun;

 فَيَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ : شَفَعَتْ الْمَلَائِكَةُ ، وَشَفَعَ النَّبِيُّونَ ، وَشَفَعَ الْمُؤْمِنُونَ ، وَلَمْ يَبْقَ إِلا أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ ، فَيَقْبِضُ قَبْضَةً مِنْ النَّارِ فَيُخْرِجُ مِنْهَا قَوْمًا لَمْ يَعْمَلُوا خَيْرًا قَطُّ ، قَدْ عَادُوا حُمَمًا ، فَيُلْقِيهِمْ فِي نَهَرٍ فِي أَفْوَاهِ الْجَنَّةِ يُقَالُ لَهُ نَهَرُ الْحَيَاةِ ، فَيَخْرُجُونَ كَمَا تَخْرُجُ الْحِبَّةُ فِي حَمِيلِ السَّيْلِ ،  َيَخْرُجُونَ كَاللُّؤْلُؤِ فِي رِقَابِهِمْ الْخَوَاتِمُ يَعْرِفُهُمْ أَهْلُ الْجَنَّةِ ، هَؤُلَاءِ عُتَقَاءُ اللَّهِ الَّذِينَ أَدْخَلَهُمْ اللَّهُ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ عَمَلٍ عَمِلُوهُ وَلا خَيْرٍ قَدَّمُوهُ

“Maka Allah Azza Wajallah berfirman, ‘Para malaikat telah memberikan syafaat, para Nabi telah memberikan syafaat, orang-orang mukmin telah memberikan syafaat. Tidak tersisa kecuali Yang Maha memberikan kasih sayang kepada orang-orang yang dikasihani. Maka (Allah) menggenggam satu genggaman dari neraka dan mengeluarkan suatu kaum yang belum pernah sama sekali melakukan kebaikan. Telah gosong kembali, maka dilemparkan ke sungai surga yang disebut ‘Sungai kehidupan (Nahrul Hayah). Maka mereka keluar bagaikan biji-bijian yang cepat tumbuhdi tanah. Mereka keluar bagaikan mutiara di leher mereka dan tanda yang penduduk ahli surga mengetahuinya. Mereka adalah yang dimerdekakan oleh Allah. Allah masukkan mereka ke dalam surga tanpa amalan yang mereka lakukan dan kebaikan yang mereka persembahkan.” (HR. Muslim)

Ibnu Hajar Al-Asqalany berkomentar mengenai Hadits ini;

ان المراد بالخير المنفي ما زاد على أصل الإقرار بالشهادتين كما تدل عليه بقية الأحاديث

Sesungguhnya kebaikan yang dinafikan adalah kebaikan yang lebih dari sekedar Iqrar dengan dengan dua Syahadat seperti yang ditunjukkan Hadits-Hadits yang lain.

Hadits-Hadits yang dimaksud diantaranya adalah Sabda Rasul Saw;

 وَفَرَغَ اللَّهُ مِنْ حِسَابِ النَّاسِ وَأَدْخَلَ مَنْ بَقِيَ مِنْ أُمَّتِي النَّارَ مَعَ أَهْلِ النَّارِ فَيَقُولُ أَهْلُ النَّارِ مَا أَغْنَى عَنْكُمْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَعْبَدُونَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لَا تُشْرِكُونَ بِهِ شَيْئًا فَيَقُولُ الْجَبَّارُ عَزَّ وَجَلَّ فَبِعِزَّتِي لَأُعْتِقَنَّهُمْ مِنْ النَّارِ فَيُرْسِلُ إِلَيْهِمْ فَيَخْرُجُونَ وَقَدْ امْتَحَشُوا فَيَدْخُلُونَ فِي نَهَرِ الْحَيَاةِ فَيَنْبُتُونَ فِيهِ كَمَا تَنْبُتُ الْحِبَّةُ فِي غُثَاءِ السَّيْلِ وَيُكْتَبُ بَيْنَ أَعْيُنِهِمْ هَؤُلَاءِ عُتَقَاءُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ فَيُذْهَبُ بِهِمْ فَيَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ فَيَقُولُ لَهُمْ أَهْلُ الْجَنَّةِ هَؤُلَاءِ الْجَهَنَّمِيُّونَ فَيَقُولُ الْجَبَّارُ بَلْ هَؤُلَاءِ عُتَقَاءُ الْجَبَّارِ عَزَّ وَجَلَّ

Setelah itu Allah selesai dari penghisapan manusia, dan memasukkan yang tersisa dari umatku ke dalam neraka. Lalu para penghuni neraka berkata: “Tidak cukupkah bagi kalian menyembah kepada Allah Azza wa Jalla dengan tidak berbuat syirik kepada-Nya!”, maka Sang Maha Penguasa Azza wa Jalla berfirman: “Demi keagungan-Ku, sungguh Aku akan membebaskan mereka dari neraka, lalu Dia mengutus malaikat untuk membebaskan mereka dan mereka pun keluar dalam keadaan hangus terbakar, lalu mereka masuk ke dalam sungai kehidupan hingga mereka tumbuh di dalamnya sebagaimana biji bijian yang tumbuh dalam genangan buih dan ditulis di antara kedua mata mereka orang-orang yang telah dibebaskan oleh Allah Azza wa Jalla. Lalu mereka dibawa masuk ke surga dan para penghuni surga berkata: “Mereka adalah para penghuni Jahanam”, maka Allah Yang Maha Kuasa berfirman: “Akan tetapi mereka adalah orang orang yang telah dibebaskan oleh Sang Maha Penguasa Azza wa Jalla”. (HR. Ahmad)

Begitu juga Hadits yang diriwayatkan Sahabat Abu Dzar bahwasanya Rasulullah Saw bersabda;

أتاني جبريل فبشرني أنه من مات لا يشرك بالله شيئًا من أمتك، دخل الجنة. قلت: وإن زنا وإن سرق؟ قال: وإن زنا وإن سرق. قلت: وإن زنا وإن سرق؟ قال: وإن زنا وإن سرق. قلت: وإن زنا وإن سرق؟ قال: وإن زنا وإن سرق، وإن شرب الخمر

Jibril datang menemuiku dengan memberi kabar gembira bahwa sesungguhnya barang siapa yang meninggal dari ummatmu dan tidak menyekutukan sesuatupun dengan Allah, maka dia akan masuk surga! Aku (Rasulullah) katakan sekalipun dua berzina dan mencuri? Dia berkata : Sekalipun dia berzina dan mencuri! Aku (Rasulullah) katakan sekalipun dua berzina dan mencuri? Dia berkata : Sekalipun dia berzina dan mencuri! Aku (Rasulullah) katakan sekalipun dua berzina dan mencuri? Dia berkata : Sekalipun dia berzina dan mencuri! Walaupun dia minum minuman keras! (Muttafaq Alaih)

Jika ini adalah keadaan orang Mukmin, maka tidak demikian halnya keadaan orang-orang kafir;

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ

Sesungguhnya orang-orang yang kafir Yakni ahli kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.(Al-Bayyinah 6)

Lihatlah bagaimana Allah menyebut mereka seburuk-buruk makhluk!

وَالَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ خَالِدِينَ فِيهَا وَبِئْسَ الْمَصِيرُ

Dan orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka Itulah penghuni-penghuni neraka, mereka kekal di dalmnya. dan Itulah seburuk-buruk tempat kembali. (At-Taghabun 10)

Bagi mereka siksa yang teramat pedih karena kelancangan mereka mendustakan Firman-firmanNya?
Adakah kelancangan yang melebihi mendustakan Firman Tuhan?

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِنَا سَوْفَ نُصْلِيهِمْ نَارًا كُلَّمَا نَضِجَتْ جُلُودُهُمْ بَدَّلْنَاهُمْ جُلُودًا غَيْرَهَا لِيَذُوقُوا الْعَذَابَ

Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. (An-Nisa’ 56)

وَاسْتَفْتَحُوا وَخَابَ كُلُّ جَبَّارٍ عَنِيدٍ

 مِنْ وَرَائِهِ جَهَنَّمُ وَيُسْقَى مِنْ مَاءٍ صَدِيدٍ

 يَتَجَرَّعُهُ وَلَا يَكَادُ يُسِيغُهُ وَيَأْتِيهِ الْمَوْتُ مِنْ كُلِّ مَكَانٍ وَمَا هُوَ بِمَيِّتٍ وَمِنْ وَرَائِهِ عَذَابٌ غَلِيظٌ

Dan mereka memohon kemenangan (atas musuh-musuh mereka) dan binasalah semua orang yang Berlaku sewenang-wenang lagi keras kepala,

Di  hadapannya ada Jahannam dan Dia akan diberi minuman dengan air nanah,

Diminumnnya air nanah itu dan hampir Dia tidak bisa menelannya, maut (rasa sakitnya) datang kepadanya dari segenap penjuru, tetapi dia tidak juga mati, dan dihadapannya masih ada azab yang berat. (Ibrahim 15-17)

Mata manusia seringkali tertipu oleh dunia sehingga menganggap orang kafir yang baik itu lebih baik dari pada orang mukmin yang jahat, padahal di akhirat nanti orang kafir berendam dalam api Neraka selamanya, sedang orang mukmin yang jahat adakalanya Allah bermurah hati mengampuni semua dosanya dan langsung memasukkannya kedalam Surga atau memaksukkannya kedalam Neraka dulu untuk kemudian mengeluarkannya dan memasukkannya kedalam ni’mat SurgaNya. Jadi, manakah yang lebih baik?

Akan tetapi dengan semua yang sebutkan disini, Allah menganjurkan untuk bersikap adil kepada sesama;

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ

Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan. (An-Nahl 90)

Dan termasuk adil adalah berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kita, walau ia seorang kafir. Allah berfirman;

لَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ

Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan Berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang Berlaku adil. (Al-Mumtahanah 8)

Masihkah kamu savekafir and lossmuslim??

Maknailah dengan akal dan ilmu serta bergaulah  dgn sikap adil dan bijaksana, seperti yang telah Allah sampaikan dalam FirmanNya.

Wallahu A’lam.

 

Lakum diinukum wa liya diin

Miris rasanya liat postingan2 pro kontra terhadap fatwa MUI yg lagi jadi topik berita utama sekarang ini...

Saya posting ini karena saya muslimah jadi mohon maaf yg non muslim ya (bukan untuk provokasi, hanya share yg wajib dikerjakan setiap muslim yaitu dakwah)

Posting ini siap2 ada yg tersinggung nih, siap2 jg di unshare 😜
#kabooorr 👣

Menyampaikan kebenaran memang susah apalagi mempertahankannya, so silahkan yg mau jemput hidayah dan silahkan yg mau menjauh dari hidayah Allah SWT...

Al-Quran dan Hadist yg secara jelas menuliskan semua permasalahan hingga solusi2nya, semua peraturan disertakan manfaat2nya bagi makhluk hidup.
SEMPURNA.
Ya memang Allah telah membuat isi Al-Quran dengan sempurna bahkan menciptakan Rasulullah untuk menyampaikan isi Al-Quran dengan cara yg mudah dipahami, bahkan setelah Rasulullah, Allah menciptakan manusia2 berilmu (read:alim ulama) yang meneruskan perjuangan Rasulullah untuk menyampaikan agama Islam beserta ajaran2nya.
Sungguh besar cinta Allah SWT pada umatnya dan sungguh mulia Rasulullah SAW
Gak salah kalau kita umat Islam cinta sekali kepada Allah SWT dan kagum (read: ngefans) berat kepada Rasulullah SAW

Tapi kenapa kita merasa benar sendiri? Kenapa kita malah kagum sm yg tidak seiman melebihi kekaguman kita thd yg seiman (Rasulullah dan para alim ulama)? Bukankah Allah yg firmanNya kita percayai? Bukankah nabi Muhammad yg harusnya kita kagumi? Yuk di cek diri masing2 udah bener blm sholatnya? Udah lengkapkah ibadahnya? Seberapa sering dzikirnya? Seberapa banyak shalawatnya? 😊

Kalau belum sempurna ayo disempurnakan meskipun sebagai manusia tidak akan pernah menjadi yg sempurna, maka usahalah mengejar hidayah, jgn sok bener, jgn sok sudah beriman, krn yg mengukur keimanan seseorang hanya Allah SWT...
Gimana bisa dpt hidayah kl gak dikejar?
Dikejar dengan cara apa? Ya belajar dari para alim ulama krn kita gak bs cerna sendiri kitab suci Al-Quran dan Hadist...padahal kita hidup harus berdasarkan Al-Quran dan Al-Hadist

Rasulullah SWT bersabda:
“Sampaikan dariku sekalipun satu ayat dan ceritakanlah (apa yang kalian dengar) dari Bani Isra’il dan itu tidak apa (dosa). Dan siapa yang berdusta atasku dengan sengaja maka bersiap-siaplah menempati tempat duduknya di neraka” 
(HR Bukhari 3202)

Hakikat makna hadits tersebut adalah kita hanya boleh menyampaikan satu ayat yang diperoleh (didengar) dari guru-guru sebelumnya disampaikan secara turun temurun sampai kepada Rasulullah  saw. Kita tidak diperkenankan menyampaikan akal pikiran kita semata.

Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa menguraikan Al Qur’an dengan akal pikirannya sendiri dan merasa benar, maka sesungguhnya dia telah berbuat kesalahan”. 
(HR. Ahmad)

Dari Ibnu ‘Abbas r.a. berkata Rasulullah saw bersabda, “di dalam agama itu tidak ada pemahaman berdasarkan akal pikiran, sesungguhnya agama itu dari Tuhan, perintah-Nya dan larangan-Nya.” 
(Hadits riwayat Ath-Thabarani)

Ini dalilnya kenapa kita dalam belajar Islam harus lewat Ulama yang merupakan pewaris Nabi. Para sahabat pun belajar Islam itu lewat Nabi. Bukan cuma lewat Al Qur’an saja.

Firman Allah:

“…Bertanyalah kepada Ahli Zikir (Ulama) jika kamu tidak mengetahui” [An Nahl 43]

Allah meninggikan ulama dibanding orang2 awam. Pemahaman Ulama terhadap Al Qur’an dan Hadits atau masalah, itu lebih baik daripada pemahaman orang-orang awam:

” ….Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan, Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al Mujaadilah [58] : 11)

Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. Az-Zumar [39]: 9).

“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama”. (TQS.Fathir [35]: 28)

Cuma Ulama yang bisa memahami Al Qur’an:

“Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia, dan tiada memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu” (Al ‘Ankabut:43)

“Sebenarnya, Al Qur’an itu adalah ayat2 yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu” (Al Ankabut:49)

Jadi kesimpulannya:
1. Kita orang Indonesia
2. Kita beragama Islam
3. Ulama tertinggi adalah Majelis Ulama Indonesia

Maka fatwa MUI itu sebaik2nya fatwa untuk umat Islam di Indonesia
Percayalah dan dukunglah...

>> Fatwa (Arab: فتوى‎, fatwā) adalah sebuah istilah mengenai pendapat atau tafsiran pada suatu masalah yang berkaitan dengan hukum Islam. Fatwasendiri dalam bahasa Arab artinyaadalah "nasihat", "petuah", "jawaban" atau "pendapat".
#Sumber: Wikipedia Islam#

Keadilan itu milik Allah, maka keadilan harus berada di antara dan di hati umat Nya... Yaitu Islam...

Lakum diinukum wa liya diin 😇