Selasa, 08 November 2016

Antara mukmin dan kafir

Pernah baca atau dengar “Theosofi” atau kebatinan yang menyatakan agama tidak penting, yang penting adalah bagaimana berbuat baik terhadap sesama.

“Tidak penting agama dan sukumu, kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak pernah Tanya apa agamamu”

Begitu juga dengan pernyataan salah satu Pengurus Besar Nahdlatul Ulama;

“Surga tidak milik satu agama, ajaran apapun termasuk ajaran Islam, orang yang terbaik adalah orang yang berbuat baik terhadap sesama, orang yang terburuk adalah orang berbuat buruk terhadap sesama.”

Sumanto Al-Qurthubi dalam buku Lubang hitam agama berkata:

“Kita umat Islam nantinya jangan kaget jika di surga bertemu dengan Mother Theresia, Mahatma Gandhi, Martin Luther King, dan lain-lain yang merupakan pejuang-pejuang kemanusiaan.”

Begitulah ucapan mereka, dan jika seumpama ucapan mereka benar mengapa Allah harus mengutus RasulNya? Menunjukkan Tauhid dan menjelaskan Syari’atNya? Pada ujungnya paham ini akhirnya berlabuh kepada paham ateisme karena sama-sama tidak menganggap penting sebuah agama.

Orang-orang yang mengikuti paham ini akan cuek dengan kesesatan yang terjadi didepan matanya, bahkan malah mati-matian membelanya.

Dari itu, maka ada dua hal penting untuk menolak paham ini,
Yang pertama adalah bahwasanya Allah hanya mau menerima amal orang yang beragama Islam.
Yang kedua, orang mukmin ada kemungkinan masuk Surga walau sejahat apapun jika telah bertaubat sebelum wafat, sedang orang kafir masuk Neraka walau sebaik apapun apabila wafat masih dalam keadaan kafir.

Pertama:
Allah hanya mau menerima amal orang yang beragama Islam. Allah berfirman;

Allah Swt berfirman;

إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ

Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah Swt hanyalah Islam. (Ali Imron 19)

وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآَخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. (Ali Imron 85)

Dikarenakan Nabi Muhammad Saw adalah Nabi terakhir yang diutus untuk seluruh manusia, maka mukmin sekarang adalah yang beriman kepada Nabi Muhammad Saw dengan percaya kepadanya dan menerima segala perintah dan larangannya.

Rasul Saw bersabda;

والذينفسمحمدبيده!لايسمعبيأحدٌمنهذهالأمَّةيهوديولانصراني،ثميموتولميؤمنبالذيأُرسلتبهإلاَّكانمنأصحابالنار

Demi Dzat yg jiwa Muhammad berada dalam genggamannya, tidak mendengar padaku seorang pun dari umat ini, yahudi dan juga nasrani, kemudian mati dan tidak beriman dg apa yg aku diutus dengannya kecuali termasuk penghuni neraka (HR. Muslim).

Karena Allah hanya menerima Islam sebagai agama yang diridhoi, maka Allah tidak akan mau menerima amal kebaikan dari orang kafir walau jumlahnya melebihi dunia dengan segala isinya;

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَمَاتُوا وَهُمْ كُفَّارٌ فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْ أَحَدِهِمْ مِلْءُ الْأَرْضِ ذَهَبًا وَلَوِ افْتَدَى بِهِ أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ وَمَا لَهُمْ مِنْ نَاصِرِينَ

Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati sedang mereka tetap dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seseorang diantara mereka emas sepenuh bumi, walaupun Dia menebus diri dengan emas (yang sebanyak) itu. bagi mereka Itulah siksa yang pedih dan sekali-kali mereka tidak memperoleh penolong. (Ali Imron 91)

وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا

Dan Kami hadapkan segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan. (Al-Furqon 23)

Allah Swt berfirman;

وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Dan Sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. “Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu Termasuk orang-orang yang merugi. (Az-Zumar 65)

قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْكَافِرِينَ

Katakanlah; “Ta’atilah Allah Swt dan Rasul Saw-Nya; maka jika mereka berpaling, maka sesungguhnya Allah Swt tidak menyukai orang-orang kafir” (Ali imron 32)

Maka bagaimana mungkin orang yang tidak dicintai Allah dikatakan lebih baik dari pada orang yang dicintai Allah?

Bagaimana mungkin orang yang amalnya tidak diterima dan tersia-sia dikatakan lebih baik dari pada orang yang amalnya diterima disisiNya?

Bagaimana mungkin seorang yang menyekutukan Allah dikatakan lebih baik daripada seorang yang mengesakanNya?

أَفَنَجْعَلُ الْمُسْلِمِينَ كَالْمُجْرِمِينَ

مَا لَكُمْ كَيْفَ تَحْكُمُونَ

Maka Apakah patut Kami menjadikan orang-orang Islam itu sama dengan orang-orang orang kafir?

Bagaimanakah kalian bisa mengambil keputusan (demikian)? (Al-Qalam 35-36)

Kedua:
Orang mukmin akan masuk Surga walau sejahat apapun namun dia bertaubat seblum wafat, sedang orang kafir masuk Neraka walau sebaik apapun jika wafat masih dalam kondisi kafir.

Dalam sebuah hadits Qudsy riwayat Abu Dzar Allah Swt berfirman;

مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا وَأَزِيدُ وَمَنْ جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ فَجَزَاؤُهُ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا أَوْ أَغْفِرُ وَمَنْ تَقَرَّبَ مِنِّي شِبْرًا تَقَرَّبْتُ مِنْهُ ذِرَاعًا وَمَنْ تَقَرَّبَ مِنِّي ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ مِنْهُ بَاعًا وَمَنْ أَتَانِي يَمْشِي أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً وَمَنْ لَقِيَنِي بِقُرَابِ الْأَرْضِ خَطِيئَةً لَا يُشْرِكُ بِي شَيْئًا لَقِيتُهُ بِمِثْلِهَا مَغْفِرَةً

“Barang siapa berbuat kebaikan, maka baginya sepuluh kebaikan yang semisalnya dan terkadang Aku tambahkan lagi. Dan Barangsiapa yang berbuat keburukan, maka balasannya adalah keburukan yang serupa atau Aku mengampuninya. Barangsiapa mendekat kepada-Ku satu jengkal maka Aku akan mendekat kepada-Nya satu hasta, jika ia mendekat kepada-Ku satu hasta maka Aku akan mendekat kepadanya satu depa, dan jika ia mendatangi-Ku dengan berjalan maka Aku akan mendatanginya dengan berlari. Dan barangsiapa yang bertemu dengan-Ku dengan membawa kesalahan sebesar isi bumi tanpa menyekutukan-Ku dengan yang lainnya, maka Aku akan menemuinya dengan ampunan sebesar itu pula.” (HR. Muslim)

Jadi seorang mukmin sejahat apapun ketika ia “bertemu” Allah untuk memohon ampun, Allah pasti mengampuninya. Tidak demikian halnya dengan orang kafir selagi masih dalam kekafirannya.

Seorang pendosa, akan mendapat Syafa’at (pertolongan) dengan dientaskan dari api Neraka jika ia masih memegang kalimat “La Ilaaha IllaAllah”. Allah Swt berfirman;

وَنَسُوقُ الْمُجْرِمِينَ إِلَى جَهَنَّمَ وِرْدًا

 لَا يَمْلِكُونَ الشَّفَاعَةَ إِلَّا مَنِ اتَّخَذَ عِنْدَ الرَّحْمَنِ عَهْدًا

Dan Kami akan menggiring orang-orang yang berdosa ke neraka Jahannam dalam Keadaan dahaga.mereka tidak berhak mendapat syafa’at kecuali orang yang telah mengadakan Perjanjian di sisi Tuhan yang Maha Pemurah.(Maryam 86-87)

Yang dimaksud dengan “Perjanjian” disini adalah iqrar bahwa tiada Tuhan selain Allah.

Rasul Saw juga mengabarkan bagaimana orang Mukmin dikeluarkan dari Neraka dikarenakan Iman yang ia punya walau cuma sebesar jemawut;

عَنْ أَنَسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَخْرُجُ مِنْ النَّارِ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَفِي قَلْبِهِ وَزْنُ شَعِيرَةٍ مِنْ خَيْرٍ وَيَخْرُجُ مِنْ النَّارِ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَفِي قَلْبِهِ وَزْنُ بُرَّةٍ مِنْ خَيْرٍ وَيَخْرُجُ مِنْ النَّار مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَفِي قَلْبِهِ وَزْنُ ذَرَّةٍ مِنْ ِخَيْرٍ 

Dari Anas dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Akan dikeluarkan dari neraka siapa yang mengatakan tidak ada Ilah kecuali Allah dan dalam hatinya ada kebaikan sebesar jemawut. Dan akan dikeluarkan dari neraka siapa yang mengatakan tidak ada ilah kecuali Allah dan dalam hatinya ada kebaikan sebesar biji gandum. Dan akan dikeluarkan dari neraka siapa yang mengatakan tidak ada ilah kecuali Allah dan dalam hatinya ada kebaikan sebesar biji sawi. (HR. Bukhari)

Bahkan, dalam sebuah Hadits yang panjang Rasul menceritakan bagaimana Allah mengeluarkan dari Neraka siapapun yang dihatinya terdapat Iman, walau tidak pernah beramal kebaikan sekalipun;

 فَيَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ : شَفَعَتْ الْمَلَائِكَةُ ، وَشَفَعَ النَّبِيُّونَ ، وَشَفَعَ الْمُؤْمِنُونَ ، وَلَمْ يَبْقَ إِلا أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ ، فَيَقْبِضُ قَبْضَةً مِنْ النَّارِ فَيُخْرِجُ مِنْهَا قَوْمًا لَمْ يَعْمَلُوا خَيْرًا قَطُّ ، قَدْ عَادُوا حُمَمًا ، فَيُلْقِيهِمْ فِي نَهَرٍ فِي أَفْوَاهِ الْجَنَّةِ يُقَالُ لَهُ نَهَرُ الْحَيَاةِ ، فَيَخْرُجُونَ كَمَا تَخْرُجُ الْحِبَّةُ فِي حَمِيلِ السَّيْلِ ،  َيَخْرُجُونَ كَاللُّؤْلُؤِ فِي رِقَابِهِمْ الْخَوَاتِمُ يَعْرِفُهُمْ أَهْلُ الْجَنَّةِ ، هَؤُلَاءِ عُتَقَاءُ اللَّهِ الَّذِينَ أَدْخَلَهُمْ اللَّهُ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ عَمَلٍ عَمِلُوهُ وَلا خَيْرٍ قَدَّمُوهُ

“Maka Allah Azza Wajallah berfirman, ‘Para malaikat telah memberikan syafaat, para Nabi telah memberikan syafaat, orang-orang mukmin telah memberikan syafaat. Tidak tersisa kecuali Yang Maha memberikan kasih sayang kepada orang-orang yang dikasihani. Maka (Allah) menggenggam satu genggaman dari neraka dan mengeluarkan suatu kaum yang belum pernah sama sekali melakukan kebaikan. Telah gosong kembali, maka dilemparkan ke sungai surga yang disebut ‘Sungai kehidupan (Nahrul Hayah). Maka mereka keluar bagaikan biji-bijian yang cepat tumbuhdi tanah. Mereka keluar bagaikan mutiara di leher mereka dan tanda yang penduduk ahli surga mengetahuinya. Mereka adalah yang dimerdekakan oleh Allah. Allah masukkan mereka ke dalam surga tanpa amalan yang mereka lakukan dan kebaikan yang mereka persembahkan.” (HR. Muslim)

Ibnu Hajar Al-Asqalany berkomentar mengenai Hadits ini;

ان المراد بالخير المنفي ما زاد على أصل الإقرار بالشهادتين كما تدل عليه بقية الأحاديث

Sesungguhnya kebaikan yang dinafikan adalah kebaikan yang lebih dari sekedar Iqrar dengan dengan dua Syahadat seperti yang ditunjukkan Hadits-Hadits yang lain.

Hadits-Hadits yang dimaksud diantaranya adalah Sabda Rasul Saw;

 وَفَرَغَ اللَّهُ مِنْ حِسَابِ النَّاسِ وَأَدْخَلَ مَنْ بَقِيَ مِنْ أُمَّتِي النَّارَ مَعَ أَهْلِ النَّارِ فَيَقُولُ أَهْلُ النَّارِ مَا أَغْنَى عَنْكُمْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَعْبَدُونَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لَا تُشْرِكُونَ بِهِ شَيْئًا فَيَقُولُ الْجَبَّارُ عَزَّ وَجَلَّ فَبِعِزَّتِي لَأُعْتِقَنَّهُمْ مِنْ النَّارِ فَيُرْسِلُ إِلَيْهِمْ فَيَخْرُجُونَ وَقَدْ امْتَحَشُوا فَيَدْخُلُونَ فِي نَهَرِ الْحَيَاةِ فَيَنْبُتُونَ فِيهِ كَمَا تَنْبُتُ الْحِبَّةُ فِي غُثَاءِ السَّيْلِ وَيُكْتَبُ بَيْنَ أَعْيُنِهِمْ هَؤُلَاءِ عُتَقَاءُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ فَيُذْهَبُ بِهِمْ فَيَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ فَيَقُولُ لَهُمْ أَهْلُ الْجَنَّةِ هَؤُلَاءِ الْجَهَنَّمِيُّونَ فَيَقُولُ الْجَبَّارُ بَلْ هَؤُلَاءِ عُتَقَاءُ الْجَبَّارِ عَزَّ وَجَلَّ

Setelah itu Allah selesai dari penghisapan manusia, dan memasukkan yang tersisa dari umatku ke dalam neraka. Lalu para penghuni neraka berkata: “Tidak cukupkah bagi kalian menyembah kepada Allah Azza wa Jalla dengan tidak berbuat syirik kepada-Nya!”, maka Sang Maha Penguasa Azza wa Jalla berfirman: “Demi keagungan-Ku, sungguh Aku akan membebaskan mereka dari neraka, lalu Dia mengutus malaikat untuk membebaskan mereka dan mereka pun keluar dalam keadaan hangus terbakar, lalu mereka masuk ke dalam sungai kehidupan hingga mereka tumbuh di dalamnya sebagaimana biji bijian yang tumbuh dalam genangan buih dan ditulis di antara kedua mata mereka orang-orang yang telah dibebaskan oleh Allah Azza wa Jalla. Lalu mereka dibawa masuk ke surga dan para penghuni surga berkata: “Mereka adalah para penghuni Jahanam”, maka Allah Yang Maha Kuasa berfirman: “Akan tetapi mereka adalah orang orang yang telah dibebaskan oleh Sang Maha Penguasa Azza wa Jalla”. (HR. Ahmad)

Begitu juga Hadits yang diriwayatkan Sahabat Abu Dzar bahwasanya Rasulullah Saw bersabda;

أتاني جبريل فبشرني أنه من مات لا يشرك بالله شيئًا من أمتك، دخل الجنة. قلت: وإن زنا وإن سرق؟ قال: وإن زنا وإن سرق. قلت: وإن زنا وإن سرق؟ قال: وإن زنا وإن سرق. قلت: وإن زنا وإن سرق؟ قال: وإن زنا وإن سرق، وإن شرب الخمر

Jibril datang menemuiku dengan memberi kabar gembira bahwa sesungguhnya barang siapa yang meninggal dari ummatmu dan tidak menyekutukan sesuatupun dengan Allah, maka dia akan masuk surga! Aku (Rasulullah) katakan sekalipun dua berzina dan mencuri? Dia berkata : Sekalipun dia berzina dan mencuri! Aku (Rasulullah) katakan sekalipun dua berzina dan mencuri? Dia berkata : Sekalipun dia berzina dan mencuri! Aku (Rasulullah) katakan sekalipun dua berzina dan mencuri? Dia berkata : Sekalipun dia berzina dan mencuri! Walaupun dia minum minuman keras! (Muttafaq Alaih)

Jika ini adalah keadaan orang Mukmin, maka tidak demikian halnya keadaan orang-orang kafir;

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ

Sesungguhnya orang-orang yang kafir Yakni ahli kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.(Al-Bayyinah 6)

Lihatlah bagaimana Allah menyebut mereka seburuk-buruk makhluk!

وَالَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ خَالِدِينَ فِيهَا وَبِئْسَ الْمَصِيرُ

Dan orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka Itulah penghuni-penghuni neraka, mereka kekal di dalmnya. dan Itulah seburuk-buruk tempat kembali. (At-Taghabun 10)

Bagi mereka siksa yang teramat pedih karena kelancangan mereka mendustakan Firman-firmanNya?
Adakah kelancangan yang melebihi mendustakan Firman Tuhan?

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِنَا سَوْفَ نُصْلِيهِمْ نَارًا كُلَّمَا نَضِجَتْ جُلُودُهُمْ بَدَّلْنَاهُمْ جُلُودًا غَيْرَهَا لِيَذُوقُوا الْعَذَابَ

Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. (An-Nisa’ 56)

وَاسْتَفْتَحُوا وَخَابَ كُلُّ جَبَّارٍ عَنِيدٍ

 مِنْ وَرَائِهِ جَهَنَّمُ وَيُسْقَى مِنْ مَاءٍ صَدِيدٍ

 يَتَجَرَّعُهُ وَلَا يَكَادُ يُسِيغُهُ وَيَأْتِيهِ الْمَوْتُ مِنْ كُلِّ مَكَانٍ وَمَا هُوَ بِمَيِّتٍ وَمِنْ وَرَائِهِ عَذَابٌ غَلِيظٌ

Dan mereka memohon kemenangan (atas musuh-musuh mereka) dan binasalah semua orang yang Berlaku sewenang-wenang lagi keras kepala,

Di  hadapannya ada Jahannam dan Dia akan diberi minuman dengan air nanah,

Diminumnnya air nanah itu dan hampir Dia tidak bisa menelannya, maut (rasa sakitnya) datang kepadanya dari segenap penjuru, tetapi dia tidak juga mati, dan dihadapannya masih ada azab yang berat. (Ibrahim 15-17)

Mata manusia seringkali tertipu oleh dunia sehingga menganggap orang kafir yang baik itu lebih baik dari pada orang mukmin yang jahat, padahal di akhirat nanti orang kafir berendam dalam api Neraka selamanya, sedang orang mukmin yang jahat adakalanya Allah bermurah hati mengampuni semua dosanya dan langsung memasukkannya kedalam Surga atau memaksukkannya kedalam Neraka dulu untuk kemudian mengeluarkannya dan memasukkannya kedalam ni’mat SurgaNya. Jadi, manakah yang lebih baik?

Akan tetapi dengan semua yang sebutkan disini, Allah menganjurkan untuk bersikap adil kepada sesama;

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ

Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan. (An-Nahl 90)

Dan termasuk adil adalah berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kita, walau ia seorang kafir. Allah berfirman;

لَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ

Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan Berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang Berlaku adil. (Al-Mumtahanah 8)

Masihkah kamu savekafir and lossmuslim??

Maknailah dengan akal dan ilmu serta bergaulah  dgn sikap adil dan bijaksana, seperti yang telah Allah sampaikan dalam FirmanNya.

Wallahu A’lam.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar